Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan
benar,
Bahasa yang benar adalah bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku
tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri – cirri ragam bahasa baku adalah sebagai
berikut :
1.Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.
Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang
kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik
sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan
bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis.
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan
(EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan.
Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara
umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri
lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/;
/habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar
pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa
baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis
harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Sumber:
http://ivanlanin.wordpress.com/2010/03/15/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/
Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik
dan Benar
Oleh pryger
Contoh Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Baik
dan Benar
Bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar
Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa
indomesia dengan baik dan benar, terlebih dahulu saya akan memberikan sedikit
penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan sebagai
pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan sasaran
atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang
baik dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada
ragam bahasa yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa
yang diucapkan biasanya adalah dalam bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang
sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada
situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau
prioritas utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan
bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari
dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala
bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul
yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa yang baku:
Apakah kamu sedang mengerjakan tugas rumah saat
ini?
Apa yang kamu kerjakan tadi di sekolah?
Contoh ketika dalam dialog antara seorang
Orangtua dengan anaknya.
Orangtua : Gerald! Apa yang sedang kamu lakukan?
Gerald : Saya sedang bermain game. Ada apa, bu?
Orangtua : Apakah kamu tidak belajar untuk ujian
besok?
Gerald : Ya, akan saya lakukan setelah saya
selesai bermain game, bu.
Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk
digunakan dalam lingkungan sosial
Contoh lain yang saya kutip adalah pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat didalam undang-undang
dasar tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
sangat baku, dan itu merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain, seperti kegiatan sosialisasi yang
dilakukan antara masyarakat. Contohnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan
keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini akan terlihat sangat aneh bila dalam
komunikasi kita dalam bersosialisasi dengan orang lain, kita menggunakan bahasa
baku seperti ini.
(1) Berapakah Bapak mau menjual
harga game ini?
(2) Apakah sayur ini masih segar,
berapa harganya bu, untuk sayuran ini?
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia
yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok
dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas,
kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Jual berapa pak? Game ini?
(4) Masih segar, bu? Berapa
harganya?
Contoh perbedaan antara bahasa indonesia yang
benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Gaul (informal)
|
Aku, Saya
|
Gue
|
Kamu
|
Elo
|
Di masa depan
|
kapan-kapan
|
Apakah benar?
|
Emangnya bener?
|
Tidak
|
Gak
|
Tidak Peduli
|
Emang gue pikirin!
|
Dari contoh diatas yang didapat adalah perbedaan
penggunaan bahasa antara bahasa yang baku dan non baku, dan dapat terlihat dari
pengucapan dan dari tata cara penulisan bahasa tersebut. Bahasa indonesia yang
baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti,
bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar secara luas masyarakat indonesia
dapat berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.
Contoh nyata, pada kutipan teks “SumpahPemuda”
adalah sebagai berikut :
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
demikianlah bunyi dari alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepatutnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena bahasa juga merupakan faktor penting didalam konteks sumpah pemuda, oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat universal, sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas. Dan penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang baik dan benar.
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
demikianlah bunyi dari alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepatutnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena bahasa juga merupakan faktor penting didalam konteks sumpah pemuda, oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat universal, sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas. Dan penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang baik dan benar.
Contoh lain adalah paragraph dibawah ini,
merupakan sebagian dari gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan
menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah dan bukan kata popular dan bersifat
objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat dan tepat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini,
ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding
lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima,
kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki
hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi
penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras
tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang
menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau
mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan
langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil
wajar, segar, dan enak dibaca
Dan yang menjadi kesimpulan adalah bahwa yang
bisa kita pelajari dari semua ini adalah Bahasa merupakan sebuah suatu karunia
yang diberikan Tuhan pada manusia agar manusia bisa memahami dan mengerti satu
sama lain, menjadikannya sebagai alat komunikasi yang dasar dan sentral dan
disamping itu bisa menjadi kekuatan tersembunyi dalam mempersatukan suatu hal
dalam penggunaannya, dan ada baiknya jika dalam penggunaannya, kita memakai
bahasa yang baik dan benar, sehingga bahasa yang kita sampaikan terlihat sesuai
.
Beberapa sumber referensi:
vhi3y4.wordpress.com
company
BalasHapuscountry
BalasHapuscountry
BalasHapusGreat to see that someone still understand how to create an awesome blog.
BalasHapusThe blog is genuinely impressive in all aspects.
Good job, I like this blog.
dewa poker